Di bagian ke dua ini saya akan bercerita perjalanan saya dalam memenuhi barang kebutuhan warung. Kayanya sepele tinggal beli aja tapi ternyata ngak bisa begitu juga kecuali tanpa batasan anggaran belanja. Penentuan dari pada barang kebutuhan ini di mulai dari menu makanan itu sendiri kemudian luas tempat dan mau seperti apa.
Awalnya saya cukup bingung mau mulai dari mana karena kalo yang namanya beli gerobak makanan ngak ada tokonya dan
Selanjutnya......
Awalnya saya cukup bingung mau mulai dari mana karena kalo yang namanya beli gerobak makanan ngak ada tokonya dan
kalo harus bikin harus kemana, rodanya aja beda. Saya keliling-keliling dekat rumah nanya tukang las bisa ngak bikin roda untuk gerobak? Sebagian bilang bisa tapi bapak harus bawa pelek bekasnya. Waduh ribet amat. Di tukang Jual kayu mereka bisa bikinin gerobak tapi tetep bapak harus bawain rodanya biar nanti dipasangin. Tanya punya tanya ternyata ada yang jualan roda gerobak yang sudah jadi dan tinggal pasang. Sempet panik tapi karna tidak berhenti usaha akhirnya ketemu juga. Untuk soal gerobak ini model dan warnanya selera, tapi ini adalah salah satu daripada branding kita nantinya. Ukuran, bentuk, warna bisa di jadikan ciri khas warung kita. Kalau suatu saat nanti kita mau buka cabang atau mungkin jual franchised akan lebih mudah dikenali oleh konsumen. Jadi ternyata ada pentingnya juga yang kadang diabaikan oleh banyak pedagang. Tentunya di saat yang bersamaan saya harus memikirkan juga logo atau istilah kerennya branding. Hal ini memang sepertinya mudah tinggal kasi nama tapi kalau punya impian besar untuk berkembang buka cabang dan franchising ini menjadi sangat krusial sekali. bagi yang bisa komputer mungkin bisa aja coba-coba bikin sendiri tapi kalo dibuatkan oleh ahlinya design grafis pasti akan lebih sempurna dan kita bisa kasih mereka masukan soal tema dari warung kita. Disaat yang bersamaan juga saya harus cari tukang tenda yang bisa bikin sesuai dengan warna branding kita jadi "Custom made" atau sesuai pesanan. Begitu juga dengan piring, meja, kursi dan yang lainnya diusahakan diseragamkan tapi jangan terpaku karena angaran saya terbatas.
Yang pasti kalo mau belanja alat-alat dagang seperti ini bagi yang di wilayah Jakarta pergi aja kepasar Senen disana semuanya lengkap tapi sebelum kesana harus survey harga dulu di tempat-tempat terdekat, jadi sampai sana sudah tau harga serta dapat menetukan anggaran dan bisa neken harga lagi. Yang terpenting setiap kebutuhannya di catat dari rumah untuk menghindari pembelian barang yang ternyata tidak di perlukan. Setelah semua bahan kebutuhan tercatat dengan rapih, jangan langsung belanja dulu karena rencana dagang kita belum cukup kuat realisasinya. Tunggu sampai kita sudah punya orang-orang yang akan bekerja serta menu makanan dan minuman yang kongkrit.
Hal kelima yang saya lakukan adalah mempekerjakan orang. Kalo untuk warung tenda setidaknya kita punya 2 orang dulu yang pasti jujur, terampil, rajin dan cekatan. Saya bingung juga awalnya harus di latih apa orang-orang ini supaya saya tahu pasti kalo mereka adalah orang yang saya butuhkan. Tapi saya acuh saja biar sambil jalan mungkin ketahuan. Dalam mencari orang-orang ini saya menggunakan jalur kekeluragaan dan pertemanan karena unsur kepercayaan saat ini agak sedikit sulit tapi kalo kita tahu latar belakangnya akan lebih meringankan beban moral mereka dan kita.
Akhirnya saya dapat 6 orang yang mau ditraining dan tinggal dirumah selama 7-10 hari saya bilangnya kemereka. Sifatnya mereka sementara dan saya sudah bilang kalau saya hanya akan memperkerjakan 2 orang saja. Saya sempat bingung harus mulai dari mana tapi ternyata justru dari mereka sendiri yang menawarkan apa saja yang mereka bisa lakukan. Jadi saya memulainya dengan meminta mereka melakukan keterampilan mereka masing-masing selama 2 hari. Kemudian setiap hari berikutnya saya minta mereka untuk bergantian tugas dan ternyata benar di hari keempatpun saya sudah dapat melihat siapa saja yang rajin dan terampil. Kesimpulan ini saya dapat tidak hanya dari pekerjaannya tapi juga kesehariannya. Bangun pagi, kebersihan dan kerapihan menjadi terlihat dengan jelas disaat mereka tinggal dirumah kita. dan untuk cekatan dan kejujuran saya dapat menilai mereka dari percakapan dan tindak tanduknya saat diperintah. Pada akhirnya saya memilih untuk memperkerjakan 3 orang dari mereka karena saya sangat menyukai mereka. Keputusan inipun sudah dapat saya utarakan di hari ke delapan dan di hari ke sembilan yang lain saya pulangkan dengan sedikit ongkos tentunya.
Dengan demikian untuk saya belanja keperluan saya sudah ada orang-orang yang dapat diandalkan sebatas tenaga dahulu. Keberadaan mereka membuat saya jadi lebih bersemangat.
Jadi ini sangat penting di dahulukan sebelum kita mengeluarkan anggaran untuk kebutuhan. Prosess mencari dan memilih orang untuk di latih ini cukup lama dan bagi setiap orang akan berbeda dan disini kesabaran dan tekad kita ter uji. Banyak cerita sudah belanja semua barang ternyata tidak jadi buka karena belum dapat orang dan tidak sabar akhirnya malah jadi rugi. Ini yang saya ingin hindari karena menurut saya dalam mengejar impian pasti banyak kendalanya jadi kita jangan terbawa oleh emosi ataupun semangat yang besar tapi hanya di awal saja. Kesabaran sangat dibutuhkan dalam berusaha.
Demikian bagian kedua yang dapat saya sampaikan semoga ber manfaat. Kalo ada pertanyaan jangan sungkan-sungkan yach...!
Yang pasti kalo mau belanja alat-alat dagang seperti ini bagi yang di wilayah Jakarta pergi aja kepasar Senen disana semuanya lengkap tapi sebelum kesana harus survey harga dulu di tempat-tempat terdekat, jadi sampai sana sudah tau harga serta dapat menetukan anggaran dan bisa neken harga lagi. Yang terpenting setiap kebutuhannya di catat dari rumah untuk menghindari pembelian barang yang ternyata tidak di perlukan. Setelah semua bahan kebutuhan tercatat dengan rapih, jangan langsung belanja dulu karena rencana dagang kita belum cukup kuat realisasinya. Tunggu sampai kita sudah punya orang-orang yang akan bekerja serta menu makanan dan minuman yang kongkrit.
Hal kelima yang saya lakukan adalah mempekerjakan orang. Kalo untuk warung tenda setidaknya kita punya 2 orang dulu yang pasti jujur, terampil, rajin dan cekatan. Saya bingung juga awalnya harus di latih apa orang-orang ini supaya saya tahu pasti kalo mereka adalah orang yang saya butuhkan. Tapi saya acuh saja biar sambil jalan mungkin ketahuan. Dalam mencari orang-orang ini saya menggunakan jalur kekeluragaan dan pertemanan karena unsur kepercayaan saat ini agak sedikit sulit tapi kalo kita tahu latar belakangnya akan lebih meringankan beban moral mereka dan kita.
Akhirnya saya dapat 6 orang yang mau ditraining dan tinggal dirumah selama 7-10 hari saya bilangnya kemereka. Sifatnya mereka sementara dan saya sudah bilang kalau saya hanya akan memperkerjakan 2 orang saja. Saya sempat bingung harus mulai dari mana tapi ternyata justru dari mereka sendiri yang menawarkan apa saja yang mereka bisa lakukan. Jadi saya memulainya dengan meminta mereka melakukan keterampilan mereka masing-masing selama 2 hari. Kemudian setiap hari berikutnya saya minta mereka untuk bergantian tugas dan ternyata benar di hari keempatpun saya sudah dapat melihat siapa saja yang rajin dan terampil. Kesimpulan ini saya dapat tidak hanya dari pekerjaannya tapi juga kesehariannya. Bangun pagi, kebersihan dan kerapihan menjadi terlihat dengan jelas disaat mereka tinggal dirumah kita. dan untuk cekatan dan kejujuran saya dapat menilai mereka dari percakapan dan tindak tanduknya saat diperintah. Pada akhirnya saya memilih untuk memperkerjakan 3 orang dari mereka karena saya sangat menyukai mereka. Keputusan inipun sudah dapat saya utarakan di hari ke delapan dan di hari ke sembilan yang lain saya pulangkan dengan sedikit ongkos tentunya.
Dengan demikian untuk saya belanja keperluan saya sudah ada orang-orang yang dapat diandalkan sebatas tenaga dahulu. Keberadaan mereka membuat saya jadi lebih bersemangat.
Jadi ini sangat penting di dahulukan sebelum kita mengeluarkan anggaran untuk kebutuhan. Prosess mencari dan memilih orang untuk di latih ini cukup lama dan bagi setiap orang akan berbeda dan disini kesabaran dan tekad kita ter uji. Banyak cerita sudah belanja semua barang ternyata tidak jadi buka karena belum dapat orang dan tidak sabar akhirnya malah jadi rugi. Ini yang saya ingin hindari karena menurut saya dalam mengejar impian pasti banyak kendalanya jadi kita jangan terbawa oleh emosi ataupun semangat yang besar tapi hanya di awal saja. Kesabaran sangat dibutuhkan dalam berusaha.
Demikian bagian kedua yang dapat saya sampaikan semoga ber manfaat. Kalo ada pertanyaan jangan sungkan-sungkan yach...!